Beberapa tikar tergelar di sanggar belajar Ledok Code RT 18 sudah siap menyambut warga Code pada pukul 19.30 WIB malam itu. Pak Miskam sosok yang paling depan dalam mempersiapkan Pengajian Bulanan sudah duduk di depan sanggar sambil mengganti baterai mic wireless hasil iuran warga.
“Pak Ustadznya belum datang mas?” tanya pak Miskam kepada Mas Helmi yang baru datang dengan menenteng alat dokumentasi.
Hari ini (9/4) merupakan jadwal rutin pengajian bulanan masyarakat code, kegiatan yang biasa dilakukan di hari Selasa, pekan ke dua setiap bulan.
Udara Malam ini cukup membuat keringat mengalir di sekujur badan, pasalnya hari itu tak ada hujan. Tak seperti pertemuan bulan Maret lalu, kegiatan diiringi rintik hujan. Kami bersyukur, karena dengan tak adanya hujan hadirin yang datang lebih banyak, tak hanya warga RT 18 melainkan hingga warga RT.
Selang beberapa waktu setelah warga hadir, teman-teman relawan Forum Anak Desa menyusul dianaranya mbak Rias, Mas Ali dan Mas Fandi.
Setelah itu ,Ustadz Ahmad Yatno datang sekitar pukul 19.55 WIB dan acara pun dimulai. Di awal acara Mas Helmi membuka dengan mengajar warga bersyukur karena masih bisa bertemu kembali di forum Masyarakat Code Sinau bareng April dengan keadaan sehat.
“Alhamdulillah, meski udaranya agak hangat, kita tetep bersyukur, kalau bulan lalu berkahnya berupa air hujan, sekarang Allah beri berkah berupa Air Keringet” sedikit joke pembuka dari mas Helmi pada agenda malam ini.
Ustadz Ahmad Yatno membuka pengajian dengan menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah Syaru Sholawat (bulan sholawat), kemudian mengajak hadirin bersholawat dengan pesan-pesan yang indah.
Sholi Wa Salim Da Iman Alah Mada 2x
Wal Ali Wal Ash Ha biman Odwa hada 2x
Yo para sedulur, ayo budal tindak ngaji 2x
Netepi kewajiban, merkoleh ganjaran 2x
Sholi Wa Salim Da Iman Alah Mada 2x
Wal Ali Wal Ash Ha biman Odwa hada 2x
Yen Wes dilekasi, ojo rame mundak rugi 2x
Gatekno kang titi, kuping ati sing nyawiji 2x
Sholi Wa Salim Da Iman Alah Mada 2x
Wal Ali Wal Ash Ha biman Odwa hada 2x
Yen wis rampung ngaji, age-age ndang amalno 2x
Ojo metu kuping tengen, metu kuping kiwo 2x
Setelah dibuka, Ustadz Ahmad Yatno memulai menjelaskan mengenai kedudukan bulan Sya’ban dan Keutamaanya. Beliau membuka dengan menjelaskan sebuah hadist Rasulullah yang artinya
“Sya’ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan Tuhanku, Ramadhan adalah bulan Umatku. Sya’ban adalah bulan pemberangus dosa dan Ramadhan adalah bulan penyucian diri.”
Ustadz Yatno menjelaskan bahwa bulan sya’ban merupakan bulan yang sering dilupakan, karena ia berada diantara Rajab dan Ramadhan.
Dijelaskan bahwa menurut banyak ‘Ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengaempunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah Subhanahuwataala menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi terutama kepada hamba-Nya yang soleh.
Kemudian dijelaskan pula mengenai kedudukan bulan Sya’ban yang terletak antara bulan rajab dan Romadhon berdasarkan hadits Rasulullah “bulan itu ada tiga, Pertama bulan Rajab telah lampau, rajab telah pergi dan tak akan kembali. Kedua bulan Ramadhan, ia belum datang dan terus kita nantikan.
Apakah esok kita masih mendapatkan Ramadhan? Tidak ada yang tahu. Dan ketiga bulan Sya’ban yang ada sekarang ini. Sya’ban sebagai perantara antara Rajab dan Ramadhan maka jagalah ketaatan dan amalan selama berada di dalamnya (falyaghtanim at-tha’at fiha).
Menurut Ustadz yang merupakan pengasuh Majlis At-Ta’lim As-Sholeh, Sewon Bantul ini, di bulan Sya’ban janganlah kita tidak melakukan sunnah-sunnah Nabi Shalallohu ‘Alaihi Wassalam. Seperti sholat Tahajjud misalnya.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tiak pernah olat malam lebih panjang daripada ketika bulan sya’ban. Dijelaskan oleh Ustadz Yatno, bahkan Aisyah sampai mengira bahwa Rasulullah pingsan atau wafat karena saking lamanya bersujud.
Di bulan Sya’ban Allah melakukan pengecekan terhadap Ummatnya. “Ketika Sya’ban Allah mengecek amalan, seperti Sekolah yang akan akreditasi oleh Dinas misalnya, tentu para guru mempersiapkan bahkan hingga lembur dan sebagainya, masak kita yang akan di cek oleh Allah langsung di malam hari malah hanya mengorok tidur..” kata Ustadz Yatno dengan berkelakar.
Hadirin yang sudah mulai mengantuk karena hawa yang panas dan setelah minum snack pun tertawa mendengar apa yang disampaikan oleh Ustadz Yatno. Selain itu disampaikan juga oleh beliau, untuk sebisa mungkin mengamalkan Sunnah Nabi berupa puasa (shoum) di bulan Sya’ban. Sebagai contoh jika mampu melaksanakan puasa Sunnah senin-kamis, jika tidak ya minimal puasa Ayamul Bidh (Puasa Sunnah di tanggal 13. 14, 15) atau minimal paling mentok puasa di tanggal 15 bulan Sya’ban.
Di akhir Ustadz Yatno menarik kesimpulan bahwa Kita Sebagai Umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan Sya’ban adalah bulanyang mulia pula. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan.
Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan, amalan dan memohon ampun serta memanjatkan kepada Allah dengan penuh kekhusyuan.
Sekitar pukul 21.30 WIB acara ditutup dengan Doa oleh Ustaz Ahmad Yatno, sebelum akhirnya hadirin meninggalkan kegiatan dengan gembira. (H.D)
Penulis : HD
Edit & Publikasi : AM
Selasa, 9 April 2019.
Comentarios